15 May 2013

Layar Kaca

Layar Kaca

"Nyalain Tv nya dong ada acara kartun nih bu", rengek seorang anak kepada ibunya. Nyalain sendiri, minta tolong sama bapak mu sana. "Bapak dulu ya dek mau nonton berita nih, ada berita seru di Tv, mengenai Eyang *ubur dan perseteruannya dengan para pengikutnya" kata sang ayah. "Ih ayah, aku duluan dong mau nonton acara sinetron terbaru di tv itu tu", teriak sang kakak dari dalam kamar. Yah begitulah penggalan kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari untuk menikmati apa itu layar kaca, bisa dibilang layar mimpi.

Saya tak ingin membeberkan tentang sejarah penemuan kotak persegi yang dahulu amat sangat besar,berat dan juga mahal, yang sekarang semakin pipih, canggih dan juga bisa dijangkau oleh semua kalangan(syarat dan ketentuan berlaku). Melalu layar kaca itu, kita menekan tombol power yang mengalirkan arus listrik, mengubahnya menjadi energi cahaya dan bunyi, menghasilkan warna-warni dan juga menampilkan mimpi duniawi. Beragam mimpi yang ditampilkan dan ditawarkan, mulai dari barang yang bisa inilah, itulah, ada juga dongeng atau novel yang di perankan lewat film, sinetron atau juga reality show, informasi dari seluruh penjuru dunia, hiburan, musik dan sebagainya.

Berlama-lama di depan televisi saat ini menjadi suatu hoby bagi banyak orang. Menonton Tv menjadi salah satu "agenda" penting dalam kehidupan sehari-hari yang tidak boleh dilewatkan, bahkan walau tidak punya Tv sendiri. Saya tak akan bahas mengenai kenapa? Tanyakan diri anda masing-masing. Nah sekarang saya cuma ingin bilang manfaatnya. Ya, setidaknya, Tv memberikan terapi "mimpi" kepada para penontonnya melalui semua yang ditampilkan di dalamnya. Tv tidak hanya menampilkan mimpi indah, namun juga "mimpi buruk" bagi para penontonnya baik secara fisik maupun psikis.

Tak jarang ketika layar kaca atau tv mempengaruhi emosi, sikap serta tabiat seseorang secara tidak langsung. Tv juga sering dimanfaatkan sebagai media efektif untuk menyampaikan suatu informasi, ajaran, pendidikan dan bahkan tayangan-tayangan tak bernilai baik. Sebut saja yang dinamakan sinetron, penuh dengan cerita rebutan harta warisan, rebutan suami atau pacar, atau juga problem rumah tangga lainnya. Ada juga film yang menampilkan cerita bak di negeri dongeng, bertemu putri atau pangeran yang diimpikan, adegan yang diluar logika, sedang yang lainnya menampilkan acara hiburan yang penuh khayalan, bualan serta pembohongan publik dan tv juga membuat kita lebih konsumtif dengan barang-barang yang diiklankan demi meraup keuntungan yang diharapkan.

Yah, lebih layak Tv disebut dunia yang penuh impian. Tapi lebih baik daripada kehidupan nyata kita, yang justru sebetulnya bukan layar kaca tapi bagai panggung sandiwara. Kita punya banyak teman atau sahabat, keluarga serta orang-orang dekat kita, itu hanya disaat kita senang atau bahagia. Di saat kesusahan atau juga sedih, kita akan tahu mana yang benar-benar sahabat kita. Kita akan tahu mana yang benar-benar peduli dengan kita. Ya, dunia layar kaca sedikit lebih baik daripada dunia nyata, patutlah orang-orang betah berlama-lama didepannya, untuk melupakan sejenak panggung sandiwara itu

Tampilan terbaik menggunakan Google chrome dan Mozilla +5 layar 1280x854

3 comments:

  1. tulisa begini mungkin sepi komentar tapi gak apalah hehe yang penting keep menulis orisinil

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha sabar bang,
      aku aja punya temen jarang yg perduli satu sama lain, adanya kalau ngumpul2 aja.
      Paling yang saling Care aja yang mau main2 ke rumah biasanya

      Delete
    2. Ane kagak ngerti maksud kamu zhinto.... :) Tak papalah bang randy,, keep post dan keep design ya... spirit.....

      Delete