20 Mar 2012

Koes Ploes Indonesia Poenya


Koes Plus,Terlalu Indah Untuk Dilupakan

koes plus

Bicara soal Sejarah musik,Indonesia tidak kalah dengan negara lainnya.Di Indonesia,beragam jenis musik lahir dan berkembang, baik itu dangdut, pop, keroncong, rock,dan sebagainya. Maupun juga tradisional dan musik modern. Jika Inggris Punya legenda The Beatlesnya John lennon, Amerika Punya Jimmy hendrix, Elvis Presley,Michael Jackson, dan Curt cobain dan sebagainya,maka Indonesia juga tak mau kalah, Kita pun Punya Abiem Mesti, Rhoma Irama, Ahmad Albar,Chrisye, Iwan fals dan tentu juga salah satunya Koes Ploes.

Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok "Koes Bersaudara". Koes Bersaudara menjadi pelopor musik pop dan rock ‘n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.

Dan tahukah sobat,Uniknya Papan iklan obat demam APC-Plus yang populer di akhir tahun 60-an menginspirasi nama Grup musik Koes Ploes yang sebelumnya bernama koes bersaudara.

Asal Mula terbentuknya Koes ploes

Terbentuknya band satu keluarga ini awalnya karena rasa keterikatan satu sama lain.Pada Kamis 1 Juli 1965, sepasukan tentara dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di LP Glodok, kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul.

Adik Alm Tony Koeswoyo itu rupanya memilih "mangan ora mangan kumpul" ketimbang berpisah dari saudara-saudara tercinta. Adapun kesalahan mereka adalah karena selalu memainkan lagu – lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu.

Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada ada, mereka dianggap memainkan musik "ngak ngek ngok" istilah Pemerintahan Soekarno yang berkuasa saat itu, musik yg cenderung imperialisme pro barat.

Dari penjara justru menghasilkan lagu-lagu yang sampai saat sekarang tetap menggetarkan,"Didalam Bui", "jadikan aku dombamu", "to the so called the guilties", dan "balada kamar 15″. 29 September 1965, sehari sebelum meletus G 30 S-PKI, mereka dibebaskan tanpa alasan yang jelas.

Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti "Bis Sekolah"," Di Dalam Bui", "Telaga Sunyi", "Laguku Sendiri" dan masih banyak lagi. Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer.

Walaupun penggantian ini awalnya menimbulkan masalah dalam diri salah satu personalnya yakni Yok yang keberatan dengan orang luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang luar,yaitu Murry.

Cobaan Koes plus

Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu "Kelelawar" yang sebenarnya asyik itu.

Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh lewat group Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta.

Baru setelah lagu "Kelelawar" diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya "Derita", "Kembali ke Jakarta", "Malam Ini","Bunga di Tepi Jalan" hingga lagu "Cinta Buta", Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.

Lagu-lagu Koes Plus tetap tidak laku di pasaran hingga tanggal 7 November 1970. Pada tanggal itulah Koes Plus menjadi salah satu peserta Jambore Group Musik IMK di Istora Senayan.

Ketika peserta lain membawakan lagu lagu asing milik Led Zepelin dan Deep Purple, Koes Plus malah menyumbangkan lagu Manis dan Sayang dan Derita, ternyata di luar dugaan sambutan penonton dan pers sangat menggembirakan. Sehingga nama mereka terpampang di hampir semua media massa.

Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus.

Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.Sejak itu muncullah lagu lagu populer Kembali ke Jakarta, dan lagu Kisah Sedih di Hari Minggu yang reffnya terdapat potongan nada bernuansa jazz. Lagu Why do You Love Me yang terkenal hingga ke Malaysia, Singapura, dan daratan Australia.

Koes plus Itu serba Bisa

Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara lebih bagus dari segi harmonisasi ( seperti lagu "Telaga Sunyi", "Dewi Rindu" atau "Bis Sekolah") dibanding lagu-lagu Koes Plus. Saat itu Nomo, selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan. Sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih. Akhirnya Koes Bersaudara harus berubah. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo).

Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.

Koes Plus tidak hanya meramu warna musik musisi luar semacam CCR, The Beatles, dan The Bee Gees, saja serta musik yang tren pada saat itu, tetapi juga menyenyawakan warna musik lokal pada aransemen beberapa lagunya seperti sentuhan beat keroncong pada Lagu Kroncong Pertemuan dan musik etnis topeng Bekasi pada lagu Mari Mari.

Kepopuleran Koes Plus diikuti pula meningkatnya pentas-pentas mereka ke segala penjuru tanah air.

Album Pop Indonesia oleh Koes Plus diselesaikan hingga 14 album. Berbagai tema dikupas menjadi lagu-lagu yang populer antara lain Diana, Desember, Muda Mudi, Bujangan, Terlambat, dan Maria, dan seri lagu berjudul Nusantara 1 hingga 8.

Di tengah hingar bingar group musik yang bangga menyanyikan lagu berbahasa asing milik musisi luar. Koes Plus pun merekam lagu berbahasa asing, namun ciptaan sendiri. Seperti umumnya group musik terkenal lainnya, Koes Plus pun pernah menjadi musisi pembuka pada saat Diamond dan Hienche Simon tampil.

Pada kesempatan berikutnya tawaran senada ditolak dengan alasan honor yang diterima jauh lebih kecil daripada honor musisi asing, sehingga Tonny berpendapat pembedaan jumlah honor adalah tanda rendahnya apresiasi penyelenggara dan merupakan satu bentuk pelecehan terhadap musisi dalam negeri.

Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album, yaitu terdiri dari album lagu-lagu baru dan album-album "the best" termasuk album-album instrumentalia, yang dibuat dari instrument asli Koes Plus atau rekaman "master" yang kemudian diisi oleh permainan saxophone Albert Sumlang, seorang pemain dari group the Mercy’s. Jadi rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album.

Mungkin rekor ini pantas dicatat di dalam Guinness Book of Record. Dan hebatnya, lagu-lagu mereka bukan lagu ‘asal jadi’, tetapi memang hampir semua enak didengar. Bukti ini merupakan jawaban yang mujarab karena banyak yang mengkritik lagu-lagu Koes Plus cuma mengandalkan "tiga jurus": kunci C-F-G.

Kaset Seribu Tiga

Kontrak rekaman Koes Plus di Studio Dimita Moulding Ltd hanya mencapai 8 album, karena awal tahun 1973 perusahaan rekaman Remaco menawari Tonny menggunakan teknologi rekaman lebih modern 4 track dari sebelumnya yang hanya 2 track.

Dan Koes Plus meluncurkan volume 8 dengan lagu andalan Kolam Susu, yang sangat populer itu.

Suatu waktu Koeswoyo yang juga orang tua ketiga personel Koes Plus berkata, ''Sebaiknya lagu-lagumu jangan hanya bisa dinikmati oleh kaum intelek, buatlah lagu yang dapat menghibur masyarakat umum''.

Mulailah Tonny melakukan uji coba dengan memperdengarkan lagu barunya kepada tukang becak yang mangkal di depan rumahnya. Bila dalam 15 menit tukang becak bisa menyanyikan, maka dipastikan lagunya akan menjadi populer.

Kepopuleran mereka didukung masuknya teknologi kaset dalam blantika musik Indonesia sehingga musik Koes Plus lebih mudah didistribusi di toko-toko musik hingga pelosok kecamatan dan harganya pun lebih terjangkau.

Tahun 1977 muncul era 'kaset seribu tiga', artinya dengan uang Rp 1.000 pembeli kaset mendapat tiga buah. Hal itu merupakan bagian strategi Remaco menghadapi para pembajak kaset yang kemudian justru meruntuhkannya. Bersamaan itu pula selera masyarakat penggemar musik Indonesia mulai melirik kepada penyanyi solo, Ade Manuhutu, Bob Tutupoly, Eddy Silitonga, Iis Sugianto, Andi Mariem Mattalata dengan lagu-lagu yang lembut melankolis. Dan muncul pula aliran yang lebih progresif yang diawali oleh tampilnya musik anak-anak Pegangsaan dan apa yang disebut pop kreatif dan pop alternatif lainnya yang digawangi oleh Ebiet G Ade, Dedy Dhukun, dan Fariz RM.

Terlalu Manis Dilupakan

Setelah itu popularitas Koes Plus mulai redup. Mungkin karena generasi sudah berganti dan selera musiknya berubah. Koes Plus vakum sementara dan Nomo masuk lagi menggantikan Murry, sekitar akhir 1976-an. Koes Bersaudara terbentuk lagi dan langsung ngetop dengan lagunya "Kembali" yang keluar tahun 1977. Murry bersama groupnya Murry’s Group juga cukup menggebrak dengan lagunya "Mamiku-papiku". Tidak bertahan lama tahun 1978 kembali terbentuk Koes Plus. Lagu barunya, “Pilih Satu" juga langsung populer.

Setelah itu keluar lagu "Cinta", dengan aransemen orchestra, yang benar-benar berbeda dengan lagu Koes Plus yang lain. Kemudian populer juga album melayu mereka yang memuat lagu "Cubit-Cubitan" dan "Panah Asmara". Tetapi Koes Plus generasi ini tidak lagi sepopuler sebelumnya. Walaupun, kalau disimak lagu-lagu yang lahir setelah 1978, masih banyak lagu mereka yang bagus.

Nasib Koes Plus kini sangat tragis. Seperti kata Yon suatu ketika bahwa Koes Plus hanya besar namanya tetapi tidak punya apa-apa. Ucapan ini memang pas untuk mewakili keadaan personel Koes Plus. Mereka tidak mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka. Tidak seperti para penyanyi/pemusik masa kini yang gaya hidupnya "wah" karena dari segi finansial pendapatannya sebagai penyanyi/pemusik cukup terjamin. Begitu juga bekas group-group tersohor seperti Beatles, atau Led Zeppelin, mereka hidup dengan enak hanya dari royalti kaset/VCD/CD/DVD yang mereka hasilkan.

Sampai anak-anak dan istri mereka pun menikmati kelimpahan finansial ini. Koes Plus hanya dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalti, tidak ada tambahan fee untuk setiap CD/kaset yang terjual.

Pada 27 Maret 1987 Tonny Koeswoyo, motor sekaligus pemimpin Koes Plus meninggal dunia akibat penyakit kanker usus yang dideritanya sejak 4 tahun sebelumnya. Sepeninggal Tonny, Koes Plus seperti ayam kehilangan induk, namun tetap dicoba dikibarkan oleh personel yang tersisa yaitu Yon, Yok, dan Murry.

Tahun 1992 Koes Plus tampil kembali ke pentas pentas dan membuat puluhan rekaman serta kehadirannya berhasil mengisi ruang nostalgia di hati penggemar setianya yang jumlahnya masih ribuan di berbagai kota di tanah air. Dan hingga hari ini Koes Plus tetap tampil walaupun telah beberapa kali ganti personel dari luar keluarga Koeswoyo.(yps)


Tampilan terbaik menggunakan Google chrome dan Mozilla +5 layar 1280x854

51 comments:

  1. lagi2 saya bikin tentang nostalgia hehe maklum sob mnggu ini bahas tentang nostalgia an wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nostalgia masa2 SMA kapan di share bg ? :D

      Delete
    2. wah kapan ya?anyway msa sma nya sama gak?wkwk mgkin duluan sobat dari saya

      Delete
  2. haha . nostalgia sob :D
    i like it koes ploes :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe iya sob lagi bahas soal nostalgia :D sobat suka juga??

      Delete
  3. rand, lo tau t-koes ngga? asuhannya koes plus .
    anak-anak t-koes temen akrab gua, hahahaa... mantap lah postingannya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. gak tau kalo t-koes,taunya koes junior kwwkwk weh mantap tuh temen lu

      Delete
    2. wkwkwk kacau tuh masa t-koes diikut-ikutkan ma nostalgia, wkwkwkwk curiga neh dirumah Fahmi banyak T-Koes nya, wkwkwkwk peace

      Delete
  4. Nostalgia bersama Koes Ploes.. MANTAAAFFF BANGEEET tuh!!!
    Ayas siy gak begitu tau lagu2nya... mungkin yang Ayas tau itu cuma lagu Diana Kekasihku, Bunga di Tepi jalan, Kembali ke Jakarta dan Kisah Sedih di Hari Minggu aja... KEREEN lo Lagunya!!!
    ^_^
    Legenda musik Tanah air yang mempelopori Aliran musik pop rock'n roll di Indonesia!
    Bener2 suatu perjalanan karir bermusik yang penuh liku2. Apalagi memulai bermusik dijaman orde lama yang masih kontra dgn Bangsa Barat, hingga sempet masuk penjara gitu... SUPER SEKALI!!!
    Sepertinya Koes Ploes ini emang haruslah masuk dalam Guinness Book of record dan MURI.
    Soalnya dari Merekalah lahir aliran musik yang MANTAFFF dan berkembang hingga sekarang.
    Mungkin sudah selayaknya Koes Ploes ini kepopulerannya patut disejajarkan dgn The Beatles sbg cikal bakal musik Tanah air.
    Ayas SETJU BANGEEET tuh!!!
    Hwehehee...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bang,kita mesti bangga indonesia juga punya legenda musik.DAn hebatnya ,koes plus ini bisa semua jenis musik,gimana gak salut kita ya?hehe

      Delete
    2. Mas bagio aq suka kalau kamu komentar, bner2 baca artikel plus bwanyak bnget....? MANTAFFFFFF...............! Aq jadi demam mas bagio?

      Delete
    3. mantaaff hhee emang sam bagio orangnya hebat brow

      Delete
  5. sebagian lagunya gue suka,tapiiiii..... gue gak hapal, judi apakah termasuk judul lagu yg diciptakan oleh koes plus?mohon pencerahannya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. maksud u lagu judi bang rhoma?keknya gak deh -_-,koes plus rata2 lagunya ceria semua

      Delete
  6. Sampe detik ini pun aku masih suka sama lagu-lagu mereka kok :) lagian klo gak ada mereka, gak mungkin band2 baru bermunculan kaya sekarang, ya diluar konteks melayu mereka-mereka itu lah haha.... tapi klo gak salah Koes Plus punya generasi penerus kan? lupa tapi namanya apa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yups bang betul banget,hehe asline kan dia jawa bang.hehe namanya t-koes tuh kata si fahmi :D

      Delete
  7. widiw, mupeng gua bacanya. tapi top markotop dah sob. jarang gua mupeng baca artikel panjang seperti ini dah. tapi yang ini swip buanget dah.

    terus berkarya sob. gini nih enggak norak artikel mantep.
    Suip

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe udah tau kan karakter gue?suka yg artikel panjang buatnya makanya kalo mo visit kesini siap2 liat yg panjang2 haha

      Delete
  8. ane gak terlalu inget lagunya sob...hehe
    untung ada videonya disini....ijin dengerin yo... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. oke silahkan heehe,kenapa gak ingat?mgkin belom lahir juga kek ane ya?haaha

      Delete
    2. bukan gituu....hehe
      dlu pernah denger lagunya..tp gag inget...

      Delete
  9. Wah dulu bosnya mas Tony ,,, Seandainya masih hidup, mungkin masih bisa berkarya di hari tuanya ... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya bang,sekarang koes plus tinggal dua orang sedih juga ya :(

      Delete
  10. wah, saya malahbukan penggemar koes ploes, tapi mantab postingannya nih bang.... kayak tampilan majalah
    hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih,hehe kan udah dibilang ini blogazine hehe

      Delete
  11. wahhh... memang musik jaman dulu lebih orisinil daripada jaman sekarang.
    jaman sekrang banyakk lipsync nya.. -___-'

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya,sekarang kebanyakan lypsinc ama yg bohai2 wkwkwkw

      Delete
    2. wkwkwkkwkk... teteup. :D

      Delete
    3. teteup apaan :P lolz

      Delete
  12. wow...ulasan lengkap dan menarik tentang salah satu legenda musik indonesia :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya nih hehe salah satu karakter saya,gak mau setengah2 ngasih info hehe

      Delete
  13. Gw suka lagu why do you love me.. kerren abis, sampai skrg masih enak di dnger.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehee mantapp tuh buat yg lagi kasmaran,tapi lagunya bukan buat para jomblohh haha

      Delete
  14. Wah lagu kesukakaan ayahku neh, dari aku SD kayaknya dah ada lagu2nya neh, kalo gak salah sudah lagunya neh yang sering diputar waktu pramuka dulu! wkwkwkwk tapi aku salut sama mereka!

    ReplyDelete
  15. sebelum kita es de pun udah ada wkwkwk hehe ya sering diputar di radio2 tapi sekarang tergerus zaman

    ReplyDelete
  16. wahahah nostalgia bro...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya nih hehe pengen nostalgia ajahh

      Delete
  17. iya nih udah jarang aku liat sekarang hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya udah jaarng banget sekarang XD

      Delete
    2. Ndak jrang mas, buktinya aq tadi nemu sandal di toko...? Wkwkwkwkwk

      Delete
    3. sandal??@_@ apa hubungannya coba?

      Delete
  18. Mas mas maf OOT, eh gimana caranya pasang Google Adsense dunk....? Aq bngung harus gmana mas? Can You Help Me Please....?

    ReplyDelete
    Replies
    1. anyway udah ada akunnya belum?ya tinggal dipasang,bisa diwidget ambil kodenya trus pasang di gadget text/html,anyway ada fb gak?add saya tar saya kasih tau

      Delete
    2. Ada mas, nih facebook aq http://www.facebook.com/JefryCintaRasul Tolong bantuannya ya mas? Hehehehe

      Aq belum punya mas, cz daftarnya ajah bngung?

      Delete
    3. wahh tak kirain udah punya @_@ oke tak add dlu

      Delete
    4. Wkwkwkwkwkw mas mas, knpa kok @_@....? Ya mas silahkan di add FB aq...?

      Tapi syangnya fb mas keburu aq add dulu? ^_^

      Delete
    5. haha ya udah tak add

      Delete
  19. maaf klo salah tmpat.. kagum bener liat tema blog nya, ini buatan mas sendiri yah ? setiap artikel beda latar nya dan unik unik itu pake Jquery ya ? sapa tau bisa di bagi koleksi koleksi template buatannya sob hehehee.. salam kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini buatan sendiri,bukan make jquery,murni css + Html,wah saya gak punya koleksi template,saya gak hobby bikin template bro,salam kenal

      Delete